Langsung ke konten utama

Rahasianya Lā ilāha illallāh: Kekuatan Tauhid yang Membawa Kebahagiaan

Rahasianya Lā ilāha illallāh: Kekuatan Tauhid yang Membawa Kebahagiaan Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kalimat Lā ilāha illallāh adalah fondasi utama dalam ajaran Islam. Artinya, tiada Tuhan selain Allah, yang memiliki segala kekuasaan atas segala sesuatu di langit dan bumi, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh mata manusia. Semuanya diciptakan, diatur, dan dipelihara oleh-Nya. Inilah rahasia besar yang membawa kebahagiaan bagi orang yang memahaminya. Seseorang mengangkat tangan dalam doa ke langit, melambangkan kepercayaan dan penyerahan diri kepada Allah, menggambarkan konsep Lā ilāha illallāh Segala Sesuatu di Langit dan Bumi adalah Milik Allah Allah-lah yang menciptakan, mengatur, mengawasi, menyiapkan kebutuhan, dan memusnahkan segala sesuatu di alam semesta ini. Tidak ada yang bisa melakukan semua itu kecuali Allah. Ketika seseorang memahami kalimat ini dengan sepenuh hati, dia tidak akan lagi merasa takut atau bergantung kepada makhluk, karena dia tahu bahw...

Menghindari Filsafat dalam Pemahaman Islam: Perspektif Seorang Muslim

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar orang menggunakan istilah "filsafat" untuk menjelaskan suatu hal atau konsep. Namun, sebagai seorang Muslim, sangat penting untuk berhati-hati dalam menggunakan istilah ini. Filsafat (dalam bahasa Arab, falasifa) sering kali dikaitkan dengan pemikiran orang-orang yang mengingkari adanya Tuhan. Filsafat, terutama yang dikembangkan oleh pemikir-pemikir Yunani kuno seperti Aristoteles, lebih banyak berbicara tentang pemikiran rasional yang tidak melibatkan keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu, filsafat yang ada dalam pemikiran mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni.

Seorang mahasiswa duduk di meja belajar, menghadap buku-buku tentang filsafat ilmu pengetahuan, dengan ekspresi merenung, menggambarkan pemikiran kritis yang berbenturan dengan ajaran Islam

Seorang mahasiswa duduk di meja belajar, menghadap buku-buku tentang filsafat ilmu pengetahuan, dengan ekspresi merenung, menggambarkan pemikiran kritis yang berbenturan dengan ajaran Islam.

Filsafat dalam konteks ini tidak hanya berbicara tentang pemikiran yang rasional, tetapi juga sering kali mengingkari Tuhan dan merujuk kepada dewa-dewa. Sebagai seorang Muslim, kita seharusnya menghindari kata "filsafat" karena tidak sesuai dengan keyakinan kita bahwa hanya Allah-lah yang Maha Kuasa dan Pencipta segala sesuatu. Banyak orang yang, meskipun menggunakan istilah filsafat dalam konteks ilmu pengetahuan, sebenarnya tidak menyadari bahwa akar dari filsafat itu sendiri bertentangan dengan prinsip dasar tauhid dalam Islam.

Misalnya, dalam dunia akademis, banyak sekali istilah "filsafat ilmu" yang digunakan untuk menjelaskan berbagai aspek dari pengetahuan manusia. Namun, perlu diketahui bahwa ini adalah pemahaman yang berasal dari pemikiran yang tidak sejalan dengan Islam. Sebagai umat Muslim, kita harus lebih memilih untuk menggunakan kata "hikmah" dalam konteks ilmu pengetahuan, bukan filsafat. Hikmah lebih mencerminkan kebijaksanaan yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis, yang sejalan dengan ajaran Islam yang murni.

Filosofi yang sering kali dijadikan dasar dalam ilmu pengetahuan, seperti kausalitas atau hubungan sebab-akibat, juga banyak dikembangkan oleh para pemikir yang mengingkari eksistensi Tuhan. Dalam salah satu pengalaman pribadi saya saat kuliah, saya melihat bagaimana seorang dosen menjelaskan konsep sebab-akibat dalam konteks ilmu sosial. Menurutnya, jika ada lalat, maka pasti ada sampah. Namun, pemikiran ini mengabaikan peran Tuhan dalam menciptakan segala sesuatunya. Hal ini menunjukkan bahwa filsafat, meskipun terkadang tampak rasional, sering kali tidak mampu menjelaskan segala sesuatu dengan cara yang benar-benar sejalan dengan keyakinan kita sebagai Muslim.

Tantangan bagi umat Muslim adalah untuk memahami ilmu pengetahuan dengan cara yang benar, tanpa terjebak dalam pemikiran filsafat yang dapat menyesatkan. Salah satu hal yang sering saya temui adalah bagaimana pertanyaan "Kenapa?" selalu muncul ketika kita mencoba memahami takdir atau peraturan Tuhan. Misalnya, "Kenapa Allah menciptakan siang dan malam?" atau "Kenapa manusia diciptakan dalam keadaan lemah?" Pertanyaan-pertanyaan semacam ini sering kali dilontarkan oleh mereka yang terpengaruh oleh pemikiran filsafat atau ideologi liberal yang meragukan takdir dan kekuasaan Tuhan.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menerima takdir Allah tanpa bertanya "kenapa" dengan cara yang menggugat. Semua yang ada di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah, dan kita sebagai hamba hanya perlu menerima dan bersyukur. Sering kali, pemikiran filsafat yang tidak sesuai dengan ajaran agama dapat menyesatkan dan membuat kita meragukan kebenaran ajaran Islam yang sebenarnya sudah jelas dan sempurna.

Dalam dunia modern ini, banyak ajaran dan ideologi yang berkembang dengan menggunakan filsafat sebagai landasan, termasuk di dunia akademik. Namun, kita sebagai umat Muslim harus selalu ingat bahwa Al-Qur'an dan Hadis adalah pedoman utama dalam memahami dunia ini. Oleh karena itu, kita harus menghindari penggunaan istilah filsafat dalam memahami ilmu pengetahuan, dan lebih memilih untuk merujuk pada hikmah yang diajarkan dalam Islam.

Dalam kesimpulannya, filsafat adalah pemikiran yang berakar dari pemikiran rasional yang tidak sejalan dengan tauhid dan keyakinan kita sebagai umat Muslim. Sebagai umat Islam, kita harus berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadis, serta menghindari penggunaan istilah yang dapat mengarah pada pemikiran yang meragukan eksistensi Tuhan. Dengan demikian, kita akan dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh keyakinan dan ketenangan, selalu mengingat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah yang Maha Kuasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Amal Jariyah yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Kita Wafat

3 Amal Jariyah yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Kita Wafat 3 Amal Jariyah yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Kita Wafat Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim No. 1631) Hadits ini sangat populer karena menjelaskan bahwa tidak semua amal terhenti setelah kematian. Ada tiga amal yang tetap mengalir pahalanya, bahkan ketika tubuh kita telah dikubur. 1. Sedekah Jariyah Ilustrasi: Amal Jariyah yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Kita Wafat Sedekah jariyah adalah sedekah yang manfaatnya terus dirasakan oleh orang lain, bahkan setelah pemberi sedekah wafat. Contoh sedekah jariyah: Membangun masjid atau musholla. Menyumbang air bersih seperti sumur wakaf. Wakaf tanah, buku agama, atau alat ibadah. Selama...

🕌 Refleksi Akhir Ramadan dan Tafsir Surah Al-Insan: Nikmat, Ibadah, dan Makna Kehidupan

🕌 Refleksi Akhir Ramadan dan Tafsir Surah Al-Insan: Nikmat, Ibadah, dan Makna Kehidupan Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat yang tiada terhitung, termasuk nikmat luar biasa yang mengantarkan kita hingga ke penghujung Ramadan. Walaupun sebagian dari kita belum memahami bahasa Arab atau arti bacaan para imam, kita tetap berharap mendapat keberkahan dari lantunan doa mereka. Sebab, doa-doa itu luar biasa, mencakup seluruh aspek dunia dan akhirat. 🌙 Keutamaan 10 Malam Terakhir Ramadan Banyak orang lalai di 10 malam terakhir Ramadan, padahal saat itulah Allah memilih hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam ibadah. Kamu bisa membaca keutamaan 10 malam terakhir Ramadan untuk memahami lebih dalam mengapa fase ini begitu penting dan tidak boleh dilewatkan. Betapa besar nikmatnya, terutama bagi mereka yang bisa menginjakkan kaki di Masjidil Haram. Ribuan saf salat bahkan meluber ke jalanan, menandakan b...

Efek Makanan Haram: Doa Tertolak dan Amal Tidak Diterima

Efek Makanan Haram: Doa Tertolak dan Amal Tidak Diterima "Salah satu penyebab utama doa tidak diterima adalah karena masuknya makanan haram ke dalam tubuh kita." Dalam Islam, makanan bukan sekadar pengisi perut. Apa yang kita makan dapat menentukan kualitas doa dan ibadah kita. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan safar (perjalanan jauh), rambutnya kusut, penuh debu, mengangkat tangannya ke langit dan berdoa, "Ya Rabb, Ya Rabb", tetapi doanya tidak dikabulkan . Mengapa? Karena: Makanannya haram Minumannya haram Pakaiannya haram Diberi makan dari sesuatu yang haram "Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?" (HR. Muslim) Gambar Ilustrasi:  doa-tertolak-karena-makanan-haram Efek dari Konsumsi Makanan Haram Doa Tidak Dikabulkan Meski seseorang berada dalam kondisi paling membutuhkan pun, jika ia mengonsumsi yang haram, maka Allah tidak akan mengabulkan doanya. Amal Ibadah Tertolak Ma...