🔁 Bertaubat dan Menjaga Stabilitas Iman Setelah Ramadan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa. Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Kita memohon kepada-Nya agar dijauhkan dari keburukan diri sendiri, seperti yang sering kita baca dalam khutbah: “Wa a’udzu billahi min syururi anfusina…”
Hanya kepada Allah-lah kita meminta petunjuk. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Kalimat syahadatain adalah pengakuan kita bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan Nabi Muhammad ﷺ adalah utusan-Nya.
📖 Al-Qur’an: Petunjuk yang Tak Pernah Salah
Allah telah mengingatkan kita dalam beberapa ayat:
- QS. Ali-Imran: 102 – “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
- QS. An-Nisa: 1 – “Bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…”
- QS. Al-Ahzab: 70-71 – “Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalmu dan mengampuni dosamu.”
Kita perlu menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi ﷺ sebagai kompas hidup. Perbuatan-perbuatan baru dalam agama tanpa dasar dari keduanya termasuk bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.
🌙 Ramadan: Latihan Iman yang Tak Boleh Sia-sia
Baru saja kita melewati bulan suci Ramadan — masa penuh ibadah, pelatihan spiritual, dan pengendalian diri. Puasa, salat malam, sedekah, serta tilawah Al-Qur’an menjadi rutinitas yang menenangkan jiwa dan menguatkan iman.
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis shahih riwayat Bukhari: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan langsung membalasnya.”
🛤️ Setelah Ramadan: Stabilitas Iman Adalah Kunci
Sayangnya, banyak dari kita yang kembali lalai setelah Ramadan. Padahal, iman harus dijaga dan ditingkatkan. Maka, salah satu bentuk penjagaannya adalah dengan terus bertaubat dari dosa dan membiasakan diri dengan ibadah.
Semua amal ibadah yang telah kita lakukan selama Ramadan — menahan hawa nafsu, memperbanyak doa dan dzikir, bersedekah, dan menjaga lisan — adalah bekal untuk hari-hari setelahnya.
Kita harus melanjutkan semangat Ramadan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan amalan kita hanya aktif sebulan saja, lalu padam setelahnya. Sebab, Allah tidak pernah berhenti mengawasi hamba-Nya. Mari kita terus istikamah.
🔗 Bacaan Terkait: Refleksi Akhir Ramadan dan Tafsir Surah Al-Insan
Bila Anda belum membaca artikel sebelumnya, silakan baca untuk merenungi makna penciptaan manusia dan bagaimana Surah Al-Insan memberikan pelajaran mendalam tentang kehidupan dan akhirat.
📌 Kesimpulan
Setelah Ramadan, mari terus menjaga iman, memperbanyak taubat, dan menjadikan Al-Qur’an serta Sunnah sebagai panduan hidup. Taubat bukan hanya ucapan, tapi perubahan nyata dalam perilaku. Semoga Allah menetapkan hati kita dalam Islam hingga akhir hayat.
Komentar
Posting Komentar